Gerbangrepublik.com- Menghindari sasaran nyamuk Aides menyerang lebih banyak warganya, secara mandiri Desa Bagelen Kecamatan Gedung Tataan secara swadaya Masyarakatnya melakukan Fogging Fokus . Hal ini di katakan Kepala Desa Setempat Toto Pujiono Rabu ( 11/1 ).
Menurut Kades Toto, Usai Desa Sukaraja, kini giliran Desa Begelen yang menjadi sasaran nyamuk aides aygepthy. Kurun waktu 11 hari, didesa tersebut sudah enam orang terjangkit demam berdarah dongue (DBD).
" kami menggalang dana secara swadaya agar tidak membawa korban lainnya, pasalnya 6 warga telah menjadi korban gigitan nyamuk Aides Aygepthy " jelasnya.
Ditambahkan toto, setelah sebelumnya, pihak puskesmas Gedong Tataan mengaku kekurangan dana untuk melakukan pencegahan berupa fogging fokus atau pengasapan sehingga enam warganya terserang DBD, yakni Riski (1,5),M. Rifaldo (1),Heru Iswantoro (60),Sugeng (43),Mariani (55),Saptono (35) dan Rio (20).
Menurutnya, terpaksa melakukan fogging focus dengan dana sendiri lantaran menunggu respon dari pihak puskesmas tidak pernah dijawab.
"Ya kalau laporan, sudah berulangkali. Makanya kita inisiatif sendiri, meski tidak ada dana dari pihak terkait. " tuturnya.
Serangan nyamuk tersebut sangat meresahkan warga, sehingga perlu ada tindakan kongkrit. "Kita semua mengetahui, daerah pesawaran memang endemik DBD. Makanya perlu dilakukan langkah kongkrit, meski tidak ada anggaran dari puskesmas. Kami juga khawatir warga kami akan lebih banyak yang terkena DBD. Sejak awal bulan hingga sekarang sudah enam orang yang terkena DBD, " ungkapnya.
Pernyataan kepala desa tersebut berbeda dengan pernyataan dinas kesehatan. Kepada awak media Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran Harun Tri Joko diruang kerjanya mengungkapkan bahwa tidak mungkin tidak ada anggaran untuk penanganan DBD. "Tidak mungkin tidak ada anggaran, kan bisa diambil dari Bantuan Operasional Kesehatan yang ada pada setiap puskesmas, " kata dia.
Mendampingi Harun Tri Joko, Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian penyakit dinas kesehatan Kabupaten Pesawaran dr. Aila Karyus mengatakan hal senada. Selain anggaran sudah disiapkan, pihaknya juga terus melakukan hal kongkrit terkait pencegahan dan penanganan DBD. "Kalau langkah kongkritnya, ya kita sudah melakukannya. Baik melibatkan kader di posyandu maupun aparatur desa setempat," kata dia.
Namun demikian, pihaknya merasa kewalahan dengan susahnya mengajak masyarakat dalam melakukan bersih-bersih."Untuk menggerakan masyarakat agar mau bersih-bersih butuh proses. Karena susah, jadi kita harus pelan-pelan mangajaknya. "kata dia.
Terkait anggaran yang kerap menjadi kendala, dr Aila begitu reaktif dengan menyebut bahwa hal tersebut tidak ada masalah. "Kalau anggaran, tidak ada masalah. Bisa diatasi, karena memang anggarannya cukup tersedia. Untuk itu, sudah saya komunikasikan dengan semua puskesmas agar bisa mengoptimalkan penanggulangan DBD dengan anggaran yang sudah tersedia. Baik diambil dari BOK maupun JKN." sebutnya. ( Red )